Cuilan satu
kisah dari beribu kisah yang ada dalam sinetron ”Para Pencari Tuhan”. Sungguh
mengena dan membumi.....Dan mungkin menjadi masalah yang sangat sering menimpa
kita, dalam hidup sehari-hari kita.
Satu saat
diadakan pertemuan di Mushola. Bang Jack (Zakaria) selaku marbot memimpin
pertemuan, didampingi oleh tiga ’muridnya’, mantan narapidana (resedivis) yang
mencoba untuk insaf dan belajar agama, si Juki, Chelsea dan Barong alias Ahmad
Mubarok. Para jamaah yang datang adalah warga
sekitar mushola, termasuk Asrul dan sohib dekatnya, Udin hansip.
Beberapa menit,
suasana pertemuan tampak ’sepi’, tak ada yang bersuara. Namun tanpa menunggu
waktu lama, tiba-tiba Asrul berdiri dan memecah keheningan. Lelaki perantauan
dari negeri seberang (Sumatera) itu mencoba mengeluarkan uneg-uneg dengan logat
khasnya.
“Hari ini awak mendapatkan uang 100 ribu dari hasil
bekerja di tempat Pak Jalal. Awak kasihkan uang itu ke istri awak. Tapi belum
juga uang itu dipakai oleh istri awak, datanglah seseorang mengambil uang itu.
Jadi hilanglah uang itu sebelum sempat dipakai istri awak”.
”Loe khan mang punya utang ama gua ’Srul!” Tiba-tiba seorang jamaah yang merasa disebut sebagai ’seseorang’
dalam cerita Asrul menginterupsi.
Asrul mengkeret
malu. Namun ia kemudian melanjutkan cerita.
”Segala ikhtiar telah awak lakukan. Tapi kenapa hingga
saat ini tak ada perubahan dalam hidup awak. Apakah Allah hendak mempermalukan
awak dengan membiarkan awak hidup dalam belas kasihan orang. Dengan terus meminta
sedekah pada orang lain. Awak lelah. Di mana Allah ketika saya membutuhkannya.
Di mana Allah? Apakah Allah telah hilang?!’. Suara
Asrul meninggi, sebuah protes ia layangkan kepada Allah.
”Saya juga sering ngerasa gituan bang”. Seorang jamaah menyambung ucapan Asrul.
Bang Jack
’ternganga’ mendengar ucapan ’berani’ Asrul. Sedang jamaah lain menunduk.
Barong dan Chelsea
yang duduk tepat si samping kiri dan kanan Bang Jack, berbisik menyemangati
Bang Jack. ”Ayo Bang, jawab aje”.
”Ya gue mau jawab ape..!”.
Teriak Bang Jack, namun tetap dengan berbisik.
Tatapan Bang
Jack menyapu seluruh jamaah, Ia pun berdiri, seraya membenarkan kopiah yang
nangkring di kepalanya. Lalu sembari menarik sarung yang melilit pinggangnya
untuk dikalungkan ke pundak, Bang Jack menghela nafas.
”Tidak Aku ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk
menyembah kepadaKu”.
”Ih serem ah bang. Kayak Fira’un aja”. Si Udin yang punya kebiasaan nyeletuk di saat orang sedang
berbicara dengan PD memotong ucapan Bang Jack.
“Itu potongan firman Allah dalam Al Quran.
Bukan gue yang ngomong!!!” Teriak Bang Jack seraya menatap Udin tajam.
”Oh kirain...”. Udin yang
salah kaprah (menyangka Aku yang disebut Bang Jack adalah Bang Jack sendiri,
bukan Allah) pun mengkeret. Seperti biasa, tatapan Bang Jack akan selalu
membuatnya keder..hehe
”Memang sudah seberapa besarkah kita mencintai Allah.
Sudah sejauh manakah kita beribadah kepadaNya. Hah?!!! Orang-orang kaya seperti
Pak Jalal beribadah dengan kedermawanannya. Sedang ibadahnya orang-orang miskin
seperti loe-loe pade ya dengan kesabaran. Beribadahlah kalian dengan kesabaran.
Sejauh mana loe-loe pade bisa bersabar. Allah itu kagak pernah ilang. Tahu
ga?!!! Yang terpejam itu mata-mata loe-loe pade. Makanya bangun-bangun!
Bangun..!!!”
Bang Jack
berteriak-teriak sembari menggerak-gerakkan tangannya ke arah jamaah. Jamaah
salah kaprah (menyangka di usir oleh Bang Jack) dan malah berhamburan lari
hehe. Yang tertinggal hanya Asrul, Udin, Chelsea ,
Juki dan Barong.
“Lho, sape nyang suruh mereka pergi”. Bang Jack kebingungan melihat para jamaah menghilang dari
pandangannya.
”Nah, pan tadi Abang yang nyuruh mereka pergi?” Jawab Udin.
”Gue kagak nyuruh mereka pergi, gue cuma suruh mereka
membuka mata mereka....Loe sih ’Srul nanya yang macem-macem. Pake ngomong Allah
ilang lagi...’”. Gerutu Bang Jack.
”Maaf bang, silap awak bang”. Asrul menyadari kekeliruannya telah protes dan berburuk sangka pada
Allah.
Kesabaran dan
ketabahan memiliki pengaruh yang amat besar untuk memberi keteguhan dalam
perjalanan, untuk memelihara diri dari ketergeliciran, penyimpangan,
ketergesa-gesaan dan semangat yang mengendor. Banyak ayat Al Quran yang
menjelaskan urgensi kesabaran dan ketabahan untuk memberi pesan ketabahan dan
menganjurkannya.
”...Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan
(saja) mengatakan,”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”. (Q.S. Al Ankabut : 1-2)
”...Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya
yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan...”. (Q.S. Ali Imron : 186)
”...dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.
Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh
Alloh)...”. (Q.S.Luqman : 24)
Dan masih banyak
ayat-ayat lainnya seperti Ali Imron : 142, Asy Syuro : 43, Al Ahqof : 35, Al
Baqoroh : 155, Ar Ro’d : 24, Al Qoshosh : 54, As sajdah : 24, Maryam : 65,
Thoha ; 132, Al Baqoroh : 132, Al Baqoroh : 250, Ali Imron : 200, Ali Imron :
146, Al Ma’arij : 5 dll.
Perbanyaklah membaca doa berikut ;
Perbanyaklah membaca doa berikut ;
”Ya Robb kami,
limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah
diri (kepadaMu)”. (Q.S. Al A’rof : 126).
No comments:
Post a Comment